obsesiku adalah...
ikut reli dakkar!!
haha
konyol memang. kenapa reli? kenapa dakkar?
sejak masih kanak-kanak, aku seneng banget ngeliat kendaraan melaju di jalanan dengan kecepatan tinggi. apalagi nyelip sana-sini. kemudian petaka terjadi. waktu kelas satu SMA, sekitar dua tahun yang lalu, Ayu, teman dekatku memasukkan perseneling ke gigi lima. kemudian muncul belokan ke arah kiri yang tajam di depan, di lintasan jalan metro tanjung bunga Makassar. kontan mobil yang kami tumpangi, yang berisikan dua belas anak remaja miring ke kanan, hampir menghantam motor di samping kanan mobil.
tidak berhenti sampai disitu, mobil miring yang berusaha dikendalikan oleh Ayu ini menaiki trotoar di sebelah kiri yang berbatasan langsung dengan empang. aku melihat ke arah Ayu, dia berkata "Saya sudah pasrah". kemudian aku sontak berteriak bersama Lia, "Ayo Ayu!, kendalikan setirnya". dengan lemas Ayu membaning setir ke kanan. kami terselamatkan dari empat bencana sekaligus. pertama mobil tidak terbalik, motor tidak disambar, tidak nyemplung ke jurang, dan menabrak tiang listrik yang tinggal semeter di depan mobil.
padahal ketika mobil sudah miring, dalam pikiran kami hanya ada rumah sakit, dan orangtua yang menunggui kami di ICU. tapi, itulah kuasa Tuhan.
sejak kejadian itu, tidak pernah lagi kubayangkan reli, formula satu, atau perlombaan adu cepat lainnya. bahkan ketika Bapakku menyetir, aku selalu mewanti-wanti agar menjaga kecepatan. padahal dulunya aku selalu mengeritik Bapak yang laju mobilnya seperti "kura-kura".
dua tahun berlalu, tragedi itu perlahan-lahan hilang. aku malah memberanikan diri untuk belajar nyetir sendiri. kemudian kemarin, di puncak kebosananku meringkuk di rumah. mama mengajakku untuk menjemput tanteku di Tamalanrea, sekitar sepuluh kilometer dari rumahku di jalan Alaudin, Makassar.
setelah menjemput, kami ke rumah tanteku yang satu lagi. kebetulan rumahnya terletak di daerah yang akan dijadikan perumahan. sudah ditimbun, dan digunakan anak-anak diskitarnya untuk bermain sepakbola, voli, dan sebagainya. wah kesempatan buat belajar nyetir nih. kebetulan mama lagi baik hati, dan sebetulnya telah percaya akan kemampuanku nyetir. akhirnya beliau memberikan kunci mobil, dan membiarkanku pergi bersama Intan, adikku yang paling kecil, masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar.
setelah menyalakan starter, memasukkan perseneling, memasukkan kopling, aku mulai berkeliling "lapangan" yang sangat luas ini. wah, jadi teringat obsesi masa kecil. ikut reli dakkar..
apalagi lapangan ini merupakan tanah timbunan yang menimbulkan efek tanah keras dan berdebu. wah serasa lagi di Maroko..
Reli dakkar..
here I come!
haha
1 comment:
setahu saya belum ada wanita yg pernah ikut reli dakkar, kalaupun ada pasti bukan dari asia...nah seandainya obsesinya terwujud maka anda adalah wanita pertama yg ikut reli tersebut...sukses
Post a Comment