Wednesday, September 3, 2008

sariawan, huh perihnya

ni sariawan udah dari semiggu kira2 bercokol di depan rahang bawah sebelah depan bagian kanan,, nah lho!..
awalnya biasa, lama2 jatuh cinta, eh bukan, lama2 tambah parah. padahal, sebelum ramadan ini, kebiasaanku tiap habis makan malam adalah mengambil tiga buah jeruk di kulkas, memerasnya dengan alat khusus yang tidak canggih, dan memblendernya dengan beberapa bongkah es batu dari cetakan khusus di freezer. heran juga, kenapa sajian wajib ini gak mempan mencegah sariawan yang konon, penyakit akibat kekurangan vitamin C. akhirnya, sariawan ini membesar dan berlubang alias luka-istilah sederhananya. teruss, aku cuekin ajah ni sariawan, batinku ini akan pergi sendiri. aku kemudian mencoba pengobatan alamin dengan mengonsumsi jeruk dan minum madu asli yang slalu stand by di kulkas. tapi, sudah hampir seminggu gak membuat hasil, malah tambah perih. setelah seminggu, setelah pulang dari kuliah yang melelahkan di hari kedua Ramadan, aku minta Mama untuk singgah di apotik untuk membeli obat sariawan yang terkenal, namanya albotyl. yah, obat ini juga terkenal perih ketika dipakai, bahkan tidak segan membuat pemakainya bercucuran air mata..
setelah singgah di apotik depan kompleks, ternyata albotyl nya lagi kosong, begitu kata Mba' yang jaga apotik. kemudian Mama meng-SMS Bokap buat belikan kalo sudah pulang kerja. ternyata, malam harinya aku ketiduran. tadi pagi, sehabis bangun tentunya, aku melihat sebotol kecil obat tetes yang kucurigai merupakan wujud dari albotyl-karena sebetulnya aku baru pertama mau pake ni obat.
dengan penuh keberanian, setelah makan pagi-karena aku gak puasa, aku ngebangunin mama untuk netesin nih obat. waww!! perih.. higs.
kukira perihnya hanya sebentar, pas aku kuliah aja masih trasa, bahkan ketika aku pulang kuliah dan terkapar di tempat tidur sampai sore haripun masih perih. nahh, setelah orang2 di rumah berbuka puasa, akupun ikut2an makan. sehabis itu, dengan sangat berani (ciaelahh..) aku mengambil lagi obat berbotol putuh mungil itu, menghadapkan diriku ke depan cermin di kamarku dan dengan penuh penantian meneteskannya di TKP. dan Uaaahhhhhh. perih!

2 comments:

wahyu nurdiyanto said...

hihi, di gadain dulu aja bibirnya... kalo sembuh baru di tebus lagi :) hehe..
lam kenal

budistorys said...

kodong...sembuhmi toh...berani ambil resiko..itu bagus...