| Taken by Canon EOS 1000D f/4 1/15sec ISO800 |
Anak muda perkotaan masa kini semakin keranjingan memotret senja atau sunset. Lokasi favorit untuk memotret senja adalah di pantai. Untuk anak muda Makassar, senja di Pantai Losari masih 'tidak ada habisnya' untuk dikutip. Kali ini, saya memotret senja di kelokan kanal di kawasan bisnis dan residensial, Panakukkang, Kota Makassar.
Senja itu berwarna oranye. Dipotret sesaat sebelum azan maghrib sekitar Pukul 18.20 WITA. Refleksi senja tersebut jatuh di permukaan air yang sesungguhnya tidak jernih. Warna air kanal seperti kelabu berjumpa dengan cokelat tua.
Di permukaan kanal, terlihat tumpukan eceng gondok yang mengular. Eceng gondok ini tampak rimbun dan seakan menyatu dengan pohon - pohon lainnya di pinggir kanal. Pemandangan eceng gondok yang tertumpuk di kanal - kanal di Kota Makassar bukanlah hal baru. Ruas - ruas kanal seakan sudah menjadi ladang eceng gondok.
Waktu SMA, saya pernah belajar biologi yang menjelaskan korelasi antara Eceng Gondok dan pencemaran lingkungan. Idealnya, kanal - kanal ini dihuni oleh biota air, termasuk makhluk hidup sangat kecil yang dapat mengurai senyawa organik. Dikatakan ketika pelajaran biologi tersebut, banyaknya Eceng Gondok adalah pertanda tingginya angka BOD (Biological Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen makhluk hidup. Berarti pula, di perairan tersebut, oksigen sulit didapatkan untuk mengurai senyawa organik. Akhirnya, makhluk hidup seperti ikan, tidak mampu beradaptasi. Sementara itu, Eceng Gondok semakin merajai perairan, dan semakin menutup kesempatan makhluk hidup di bawahnya untuk berfotosintesis.
Singkatnya, semakin banyak Eceng Gondok, maka semakin tinggi potensi pencemaran perairan. Apalah arti senja yang indah jika kestabilan lingkungan semakin rendah.
Makassar, 6 November 2012.
No comments:
Post a Comment