Harian Kompas edisi minggu 3 Februari 2013, pada rubrik "Kehidupan", mengangkat kisah suku Batak di tanah rantau Jakarta. Di halaman 1 koran nasional ini, melalui tulisan Indira Permanasari dan Budi Suwarna, juga diangkat artikel terkait dan diberi judul "Melacak Jejak Batak di Jakarta".
Suku Batak sendiri, dari kacamata saya, adalah perantau ulung yang "jago bicara". Banyak pengacara - pengacara ternama dan sering muncul di layar kaca, berasal dari suku Batak.
Dari artikel di koran ini pula, saya mendapat banyak wawasan baru tentang suku Batak. Di antaranya, yang paling berkesan, adalah pandangan hidup orang Batak. Di halaman 11 koran Kompas edisi ini, saya mengutip;
"Guru besar antropogi Universitas Negeri Medan, Bungaran A Simanjuntak menengarai, budaya migrasi orang Batak ke luar kampungnya didorong 3 pandangan:
-Hagabeon (sukses berketurunan)
-Hasangapon (kehormatan)
-Hamoraon (kekayaan)"
Karakter ini sangat unik. Dan bisa jadi, 3 hal di atas yang membuat orang Batak hebat-hebat.
Saya kembali mengutip halaman yang sama di koran Kompas, bahwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010, jumlah orang Batak di Jakarta mencapai 330 ribu orang. Dan di paragraf terpisah, dituliskan bahwa pada Abad ke-19, orang Batak termasuk paling berpendidikan selain suku Minangkabau, Minahasa, dan Toraja.
Suku-suku di Indonesia sangat beragam karakternya. Dan jika semua orang dalam suku-suku tersebut masih melestarikan kearifan lokal, mustahil rasanya layar kaca dan halaman surat kabar kita dihiasi berita-berita soal terjungkalnya moral bangsa.
Anyway, saya masih menunggu ulasan mengenai karakter suku-suku lainnya di Indonesia, khususnya di Sulawesi.
Salamaki'.
Jakarta, jelang tengah malam 3 januari 2013.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
1 comment:
Suku Bugis juga perantau.., mungkin karena awalannya kali sama-sama huruf "B"
Post a Comment