Pelayanan kelas satu. Begitu naik di pesawat, badan serasa ingin segera terhempas ke tempat duduk empuk berwarna krem. Sesaat setelah duduk, keluarlah pramugari cantik, dengan sebuah pinset besi, yang menjepit handuk basah dan membaginya kepada para penumpang. Handuk basah nan dingin segera mendarat di wajah dan seketika kesegaran menyebar dari kepala ke ujung kaki (lebay ya :D).
Di siang hari, handuk basah direndam air es.. Dingin menyegarkan. Namun, saat penerbangan malam, handuk hangat lah yang dibagikan.
Itulah pengalaman kami dalam penerbangan kelas satu, saat ikut kampanye legislatif bersama Ketua Umum Golkar.
Suatu waktu, sang ketua umum ingin singgah di Jakarta. Sementara, rombongan wartawan diminta melanjutkan perjalanan ke Bandung, lokasi kampanye keesokan harinya.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, kami, para pewarta, turut menikmati duduk di bangku paling depan, di pesawat pribadi jenis Fokker 100.
Kabin paling depan lebih luas. Juga ada meja di depan kami, yang di atasnya ditaruh berbagai majalah dan koran, serta cemilan seperti permen dan coklat kit kat.
Selama berkeliling, momen di pesawat adalah salah satu yang ditunggu - tunggu. Setidaknya selama 1 sampai 2 jam di udara, kami bisa sejenak rehat ataupun berbincang dengan rombongan Golkar. Selain itu, yang tak kalah mahal, adalah momen pergantian hari yang kami nikmati, 30 ribu kaki dari permukaan bumi. (*)
No comments:
Post a Comment