Friday, June 5, 2015

Kembali ke Istana Bogor

Mendengar nama Istana Bogor membuat saya membayangkan kehijauan dan kesejukan. Hijau sudah pasti. Halaman Istana Bogor jauh lebih luas dibanding Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta. Di Istana Bogor, gedung - gedung putih dengan arsitektur Romawi seakan diselimuti oleh hamparan rumput hijau. Tak hanya "lantai" Istana Bogor yang hijau. Pohon - pohon tua yang rindang juga meneduhkan. Sayang, unsur sejuk rupanya sudah kurang sesuai dengan espektasi saya. Bogor, yang dijuluki kota hujan, sudah sama panasnya dengan Jakarta, di musim kemarau seperti sekarang.

Hati riang gembira terasa begitu memasuki tol dalam kota menuju Bogor. Di kawasan Cawang, mulai terlihat deretan kendaraan, seakan terparkir, karena kemacetan parah. Yang membuat gembira, jalur yang macet adalah dari arah Jagorawi menuju kota. Sementara, dari kota menuju tol jagorawi, lancar jaya.

Hari ini, Jumat (5/5/15), Istana Bogor sedang ramai. Dari gerbang II, pintu selain VVIP, sudah padat mobil terparkir. Padahal hari masih menunjukkan pukul 09.30 WIB. Oh, ternyata sedang ada perayaan hari lingkungan hidup di Istana Bogor.

Hari ini, dan beberapa kesempatan sebelumnya, Presiden Jokowi lebih sering bekerja di Istana Bogor. Karena presiden tidak bekerja sendiri, seluruh pihak yang berurusan dengan presiden ikut "hijrah" ke Bogor. Tak terkecuali kami, para jurnalis. Biasanya, pihak biro pers istana menyediakan kendaraan komuter dari Istana Merdeka Jakarta dan berangkat berombongan ke Bogor. Jika tidak ikut rombongan, wartawan lebih memilih naik Kereta Rel Listrik dibanding membawa kendaraan pribadi. Tapi beda cerita dengan saya dan para jurnalis tv lainnya. Sehari - hari, perusahaan membekali mobil operasional lengkap dengan pengemudi untuk keperluan liputan.

Kembali ke Istana Bogor. Pagi tadi, Badan Pemeriksa Keuangan mengumumkan Laporan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Pusat. Acara ini diadakan di ruang Garuda, Kompleks Istana Bogor. Ruangan ini berkapasitas kurang dari 500 orang. Seluruh ruangan dicat putih. Lantai ruangan diselimuti marmer warna dominan putih. Di hadapan hadirin ada replika Garuda Pancasila berwarna emas yang seakan dibingkai 2 bendera merah putih di sisi kanan dan kirinya.
Di sebelah kiri ruangan, terpasang stand speaker. Sementara di sebelah kiri, ada sebuah podium lengkap dengan microphone. Yang menarik, sepanjang saya amati, tidak ada foto presiden maupun wapres di ruangan ini.

Selama acara, saya tidak bisa berhenti mengagumi langit - langit ruangan. Suasana ruang Garuda ini mengingatkan saya dengan Gedung Palapa di kantor Kementerian Luar Negeri. Berikut foto yang sempat saya ambil dari Gedung Palapa.

No comments: