Friday, April 2, 2010

Membantu sesama, bisa multi interpretasi..

jika mendengar kata "membantu", mungkin kita akan berpikir bahwa hal tersebut menghasilkan pahala bagi orang yang melakukannya, dan meringankan beban orang lain yang dibantu.. tapi seiring dengan berputarnya bumi, membantu kini bisa menjadi multi interpretasi, atau dapat diartikan dari berbagai sudut pandang..

membantu akan menjadi tidak tulus jika orang yang melakukannya menampakkannya di khayalak dan berharap "sesuatu".. entah pujian, entah pencitraan yang baik, hingga berharap akan bals budi di masa yang akan datang. Adik saya, sepulang sekolah menceritakan nasihat pak gurunya.. "Lebih baik menyumbang 1000 rupiah ketika shalat berjamaah di masjid, dibanding menyumbang 50.000 rupiah". statemen ini cukup menggelitik buat saya, karena saya pernah melihat bagian belakang dari sebuah majalah muslim yang menyindir banyaknya uang 100ribu di supermarket, sedangkan di kotak amal masjid, kita akan terheran-heran melihat ada uang 100ribu disitu..

namun, adik saya melanjutkan.. "jika menyumbang 1000 itu sudah biasa, dan orang akan melakukannya dengan ikhlas, sedangkan kalau menyumbang 100ribu, rasa ikhlas itu akan tertutupi oleh rasa bangga dan hal tersebut dilihat orang lain, sehingga uang yang kita sumbangkan tidak tulus dan dicampuri rasa "ingin dilihat".

Kembali ke persoalan membantu. saya mengalami persoalan dalam bantu membantu ini. mungkin manusia di belahan bumi yang lain telah lebih dahulu merasakannya dibanding saya. 2 hari yang lalu ada seseorang yang mengharapkan bantuan saya, menulis di salah satu akun saya di situs pertemanan. yah, saya melihatnya sekilas, dan jawaban dari bantuan tersebut sudah ada.. tapi apa yang terjadi.. saya harus buru-buru logout karena dosen saya sudah datang.. saya tidak jadi membantu. keesokan harinya, kubukalah laptop sembari menunggu dosen di hari midtest ini.. kucoba menyambungkan koneksi wireless. tapi apa yang terjadi, berulang2 ku-refresh , ternyata tidak bisa nyambung juga.. batal lagi saya membantu..

orang tersebut akhirnya mengirimkan pesan singkat. isinya, mengharapkan bantuan itu lagi.. perasaanku.. uhhh.. tidak enakkk.. setelah sekian lama tidak "keep in touch", saya telah mengingkari "asas membantu". saya mencoba membalas smsnya, dan menjawab hal-hal yang dia pertanyakan sebagai bentuk bantuan untuknya.. tapi, taukah kalian? saya bahkan belum pernah menjelaskan kenapa saya tidak membalas pertanyaannya di akun saya. saya bahkan belum membantunya secara tuntas (saya merasa)..

satu hal lagi,, kenapa saya katakan "bantuan multi interpretasi"?. karena ketika saya membantu orang tersebut akan ada orang lain yang merasa, katakanlah tidak suka.. bukan karena tidak suka jika sesama manusia membantu manusia lainnya, tapi karena orang yang saya bantu.. bagaimana ya menjelaskannya..
hmm.. tidak selayaknya untuk intens berkomunikasi dengan saya di saat-saat seperti ini.
harapan saya, agar orang yang berharap akan bantuanku membaca tulisan ini, dan orang yang menginterpretasikan bantuan tersebut dengan sudut pandang lain dapat mengerti dan tetap kembali menginterpretasikan bantuan sebagai silaturahmi, dan sarana menuai pahala..

No comments: