Wednesday, August 11, 2010

Puasa.. puasa..

Puasa puasa..
Well done everyone.. Hari ini umat muslim di Indonesia melaksanakan puasa pertama. Setelah tadi malam makan2 enak di pizza, pagi ini saya kembali mengalami disease yang selalu saya alami kalau makan enak (katrok ya saya).. yaitu diare 
Sahur tadi saya lewati dengan muka masam dan perut kembung. Padahal di hadapan saya ada semangkuk besar sayur kangkung bening idola saya, daging rending, ayam semur, dan semangka berwarna merah mengkilat. Tapi perasaan ini seperti di udara, atau kemasukan udara yaa.. ditambah lagi dengan perasaan bersalah karena tidak membantu mama menyiapkan ini semua. Lalu saya teringat dengan Bapak saya yang berada berates-ratus mil dari Makassar. Saya harus membangungkannya subuh sebentar.
Berdasarkan hasil smsan saya dengan beliau, makan sahur beliau di Medan akan dilaksanakan pukul 00.00 waktu setempat dengan menu masih dipikirkan, yang jelas kalau bukan di kantir, ya dipinggir jalan katanya. Lalu saya balas “Pizza juga dipinggir jalan kok. Heheh”. Alhasil, karena “menghina” pizza, perutku terasa segini mulesnya.
Selesai makan sahur, seperti biasa, saya sikat gigi, minum air putih lebih banyak, dan karena perut yang masih saja kembung dan saya tidak berhasil menemukan tolak angin, saya lantas mendidihkan segelas air untuk diminum menjadi air hangat. Hasilnya, lumayan, saya hampir saja tidak terbnangun untuk solat Subuh.
Dan sebuah disaster kecil menimpa di pagi hari ini ketika kumembuka mata di pukul 7.30. saya harus membantu teman menyelesaokan laporan pertanggungjawaban kegiatan yang telah lalu. Dan lpj itu harus disetorkan hari ini jika ingin mendapatkan uang bantuan sebanyak 5 juta rupiah. Pikirku, kalau ikutan superdeal 2 milyar, paling akan saya sedekahkan uang hadiahnya, namun kemudian berpikir hal itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, paling tidak, terpaksa eh terpaksa, hari pertama puasa yang sudah saya rancang menjadi hari untuk tidak kemana-mana, jadi harus menjadi sibuk kembali, harus ke kampus lagi, harus meninggalkan rumah lagi.
Makin segan sama mama. Pertama, karena tidak bantuin masak, kedua, harus “punya urusan di luar”. Insting seorang Ibu mungkin, harus komplit anak2nya di rumah setiap waktu. Padahal saya bisa membayangkan, rutinitas di rumah seharian hanyalah main ranch rush atau komen2 status orang di facebook (harus dihindari di bulan puasa). Tapi rutinitas itu sudah hampir tidak pernah terjadi. Saya berubah menjadi gadis penuh aktivitas di tiap harinya. Tiap hari harus segan minta ijin mama. Tiap hari harus ngolesin balsem geliga sebelum tidur, dan tiap hari minta ijin intan dan berjanji membawakan coki2 ketika pulang.. Tapi, suatu kesyukuran punya keluarga seperti kalian 

1 comment:

chawDNextHolmes said...

tetap semangad jalani hari2nya ad'...
jgn kalah ma sikon yg kadang ga' mendukung pengembangan potensita' :)...
salam buat ian ma intan ya... hehehe.....