Tuesday, June 12, 2012

Apa Bahasa Bugisnya Terima Kasih?

Judul di atas terinspirasi dari perbincangan bersama GM Bugis Waterpark, sebuah tempat rekreasi baru di Kota Makassar. Beliau bertanya sekaligus menantang, "Coba katakan pada saya, apa bahasa bugisnya terima kasih?". "Sebab saya ingin memasang papan ucapan terima kasih dalam bahasa bugis, tepat di pintu keluar", tambahnya. Bugis Waterpark, sesuai namanya, berusaha menonjolkan kearifan lokal, dengan memasang papan - papan petunjuk dengan bahasa bugis. Tempat peristarahatan bagi pengunjung pun, yang selama ini dikenal dengan gazebo, di Bugis Waterpark disebut dengan Lego - Lego.

Nah, kembali ke pertanyaan di atas, apa bahasa Bugisnya Terima Kasih?. GM Bugis Waterpark adalah orang Jakarta, dan berharap saya dan rombongan bisa menjawab pertanyaan sekaligus tantangannya. Beruntung, ada seorang teman yang juga orang Bugis. Ia lantas menjawab bahasa Bugis dari Terima Kasih adalah Tarima Kasi'. "Oooo salah, itu bahasa Sansekerta, yang kemudian bercampur dialek Bugis", sanggah Sang GM sembari tertawa.

Lama kami memikir - mikir, apa ya bahasa Bugis untuk Terima Kasih?
Jika kata maaf dalam bahasa Bugis berarti A'dampengnga, maka apa terminologi untuk terima kasih?
Apa orang Bugis tidak pernah berucap terima kasih, asli dari bahasa mereka?

Tanpa bermaksud SARA, di kampung saya di pelosok Sulawesi Tenggara sana, juga tidak ada bahasa lokal untuk kataTerima Kasih. Begitu pula bahasa Makassar, tidak punya kata terjemahan untuk Terima Kasih. Satu hal yang juga bisa menjadi makna. Tidak semua ekspresi bisa dibahasakan, dan ketidakbisaan itulah salah satu wujud dari keragaman.

9 comments:

Wahyudin Opu said...

menurut cerita orang2 dulu (tau riolo), orang bugis tak pernah mengenal kata terimakasih. mereka membalas perbuatan baik seseorang langsung dengan tindakan, bukan ucapan. misal: seorang bugis diberikan ikan, ia langsung membalas dgn memberikan apa yg ia miliki, buah-buahan misalnya.

okky said...

hehe Komennya Opu ini "melegakan".. tapi masih membuat penasaran. misalnya, jika ikan tsb sudah di tangan si penerima, apa langsung nyelonong kabur?

ade_chan216 said...

Sudah betul yg dikatakan saudara Wahyudi. Bugis-Makassar, lebih mengedepankan "tindakan" dibanding "perkataan". Mereka tdk membalas kebaikan dng kata2, tetapi dengan tindakan. Mereka diberi makanan, maka mereka juga kan membalas dng memberi makanan atau apa yg dianggap setimpal.

Wahyudin Opu said...

tentu tdk seperti itu. ketika seorang bugis diberi sesuatu tapi tak bs membalas ia akan merasa berutang dan akan membalasnya dikemudian hari jika sdh mampu. itu konsekuensi atas kebaikan. "berterimakasih" mereka yg seperti itu. (ini cerita tau riolo lagi ni :D)

Majid said...

saat posting komen ini, saya baru saja ditanya oleh seeorang, "Bahasa Bugisnya terima kasih apa Mas?" Langsung saya jawab, "Kurasumanga." Hehehe... ngaco ya. Setahuku ini ungkapan Toraja. Setelah menemukan tulisan Okky ini, saya langsung klarifikasi ke penanya tadi. "Pak, dalam bahasa Bugis tidak ada arti Terima Kasih. Tadi itu bahasa Toraja. Terima kasih Okky, mohon koreksi kalau saya salah.

Anonymous said...

sepertinya para orang tua di Makassar bilangnya (Bugis) Kerru Sumange’ (Makassar) Kurru Sumanga’.
by the way, ada link dari kompasiana yang mungkin bisa menjelaskan, a bit, http://bahasa.kompasiana.com/2011/10/09/kosakata-etnis-bugis-makassar-untuk-terima-kasih-402143.html
apapun itu, saya selalu terpesona dengan khasanah budaya Sulawesi :)

Anonymous said...

puang allah ta'ala mpale'ki

Psikologi Umum said...

Ada tidak literatur/penelitian ilmiah atau buku tertentu yang membahas ungkapan terimakasih dalam budaya Bugis Makassar?

Unknown said...

Coba di pelajari lagi saya sebagai orang Bulukumba ketika mengekspresikan terima kasih dalam bahasa bugis makassar kami menggunakan " kurru sumange'" atau kurru sumanga'. artinya sesuai dengan konteks dan memiliki kedalaman makna tersendiri tidak hanya sekedar basa basi. ini menandakan bahwa terima kasih dalam bahasa bugis makassar memilki makna untuk menjaga keharmonisan sosial.