Ini adalah opini pribadi. Saat ini saya tinggal sekaligus berkantor di kawasan Palmerah Jakarta Barat. Tapi saya sangat jarang melihat moda transportasi yang satu ini.
Sama seperti becak di Makassar, di Jakarta, tak semua ruas jalan bisa dilalui bajaj. Di mana saja itu? Saya belum hafal. Hehehe
Pengamatan saya, bajaj juga relatif kurang populer untuk rute sedang - jauh. Tarifnya pasti mahal. Lebih menguntungkan pakai taksi. Apalagi, cuaca dan polusi yang tidak bersahabat. Dan bajaj pun, termasuk penghasil polusi udara. Terutama bajaj orange yang belum menggunakan bahan bakar gas.
Alternatif transportasi massa lainnya, warga Jakarta lebih memilih mikrolet, Bus Transjakarta, atau KRL (Kereta Rel Lstrik) dan kereta komuter.
Mikrolet tujuan dekat tarifnya Rp 2.000, jauh Rp 3000. sedangkan ke semua rute, tiket Transjakarta hanya Rp 3.500; KRL ekonomi Rp 3.500; dan kereta komuter ac Rp 7.500. Warga ibukota juga sedang menantikan moda transportasi massa jenis monorail, yang dijanjikan Gubernur Jokowi akan dibangun tahun 2013 ini.
****foto: bajaj menerobos genangan air di kawasan Muara Karang, ketika banjir besar melanda Jakarta, Januari 2013. Kredit foto: Okky Irmanita
No comments:
Post a Comment