Monday, September 7, 2015

Bagasi Dagdigdug

Berbekal doa orangtua dan semangat teman - teman (sailahhh), berangkatlah saya, Mbak Tika, dan Fitra, ke counter check in maskapai Emirates di Terminal 2 Soetta. Di tiket kami tertera, kalau jatah bagasi hanya 30 kilogram. Ini saja sudah merupakan isu sendiri. Sebagai pelajar, kami ingin bawa barang kebutuhan sebanyak - banyaknya untuk menghindari "beli beli lagi" di luar negeri. 

Di grup whatsapp Pre Arrival Glasgow 2015, beberapa kali isu ini dibahas. Kakak2 senior punya segudang pengalaman soal bagasi. Mulai dari menjemput mahasiswa dengan bagasi 100 kg, mahasiswa yang menyelipkan lebih dari 3 selop rokok, over bagasi yang harganya Rp 700 ribu per kilogram, dab seterusnya.

Kami bertiga tidak bisa menyembunyikan wajah was - was kami saat melihat angka di timbangan digital. Apalagi saya. Saya hanya akan memasukkan 1 koper 29" dan satu kardus yang isinya titipan untuk acara PPI UK, yakni Palapa Project 2015. 

Akhirnya, angka berhenti di 26.7 kilogram. Syukurlah. Bagasi kamipun melenggang, dan kami pergi ke ruang tunggu. Kami menyelesaikan pemeriksaan imigrasi sekitar Pukul 23.30 Wib, tapi saat sampai di ruang tunggu yang cukup jauh, kami bahkan tak sempat duduk. Calon penumpang lain sudah berbaris untuk masuk pesawat Boeing 777 yang dijadwalkan lepas landas pukul 00.40 Wib. 

No comments: