Tuesday, June 19, 2012

Travel Review: Wisata Berkuda di Malino

Kuda adalah salah satu hewan mamahbiak yang familiar bagi manusia. Kuda dahulu banyak dimanfaatkan tenaganya untuk mengangkut orang dan barang ke tempat - tempat jauh, dan medan yang sulit.
Kali ini, tempat berkuda yang akan saya bahas, adalah di Kecamatan Malino, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Malino bisa diakses kurang lebih 4 jam jalan darat dari pusat Kota Makassar. Letak Malino tidak terlampau jauh dari Makassar, hanya sekitar 85 km. Namun, medan tempuh yang berkelok dan banyaknya jalan yang rusak, membuat perjalanan ke sana semakin makan waktu.

Sekitar 1km dari pusat keramaian Malino, kita bisa menemukan Lapangan Tembak, yang dipenuhi pohon pinus raksasa. Tempat ini dinamakan Lapangan Tembak, karena biasa dimanfaatkan oleh pihak militer, untuk simulasi adu tembak. Lapangan Tembak ini konturnya seperti bukit, dan tanahnya tidak rata, serta dipenuhi oleh akar - akar pinus yang menjalar. Untuk masuk ke lapangan tembak ini, dikenakan biaya per orang. Saya agak lupa berapa HTMnya, tapi pastinya, kurang dari Rp 5000,- per orang.

Nah, dari pintu masuk ini, sudah ada beberapa kaum adam, yang berdiri di samping hewan berkaki empat ini. Mereka adalah pemilik sekaligus penjaja jasa naik kuda di kawasan ini. Tarifnya sangat terjangkau. Cukup Rp 10.000, Anda bisa diajak kelilling naik kuda di Lapangan Tembak ini.

Sensasi naik kuda ini patut dicoba. Otot - otot kuda yang mengendur dan menegang, dapat dirasakan ketika kita duduk di atas pelana tradisional buatan para bapak penjaja kuda ini. Selain itu, suhu tubuh dari kuda, juga terasa amat hangat.

Saya sendiri agak deg - degan ketika kuda mulai menanjak, atau melakukan lompatan kecil di jalanan yang patah karena akar pinus yang menjalar. Meski sedikit tegang, namun udara sejuk Malino cukup menenangkan jiwa dan membuat kita kembali semangat dan percaya diri menaiki kuda. Kuda yang disewakan di Lapangan Tembak Malino ini, adalah peranakan asli kuda Gowa. Meski di Sulawesi Selatan, ada beberapa daerah yang identik dengan kuda. yakni Takalar dan Jeneponto.

Seluruh Kuda yang dijajakan adalah jantan. Meski begitu, kita tidak perlu khawatir, karena semua kuda sudah jinak. Menurut Dg. Baso, salah satu penjaja kuda, ketika berumur kurang dari satu tahun, kuda - kuda ini sudah dilatih untuk akrab dengan manusia. Jadi tidak perlu khawatir kuda akan mengamuk atau tiba - tiba berlari kencang seperti di film - film action.


Sekian dulu travel review dari Kecamatan Malino, yang saya kunjungi hari Kamis, 14 juni 2012.






No comments: