Tiba di Dubai

Setelah 6 jam di udara dengan turbulensi yang tidak santai, kami tiba di Dubai. Hari masih gelap, masih beberapa puluh menit jelang jam 5 pagi waktu setempat. 

Pesawat boeing 777 kami mendarat dengan sangat mulus.

Kami ditampung sementara di terminal 3, terminal khusus maskapai yang merupakan "flagship" dari Uni Emirat Arab. 

Saat kami "turun" ke gedung terminal, tak ada satupun petugas. Banyak penumpang memutuskan ke toilet dulu sebelum mencari ruang tunggu untuk penerbangan selanjutnya. Toilet antri. 

Kami jalan ke arah barat, dan melihat petugas imigrasi. Kami diminta melepas arloji, sepatu, dan ikat pinggang. 2 Petugas nampaknya dari Filipina. Perempuan muda. Kami semua dinyatakan clear. 

Naiklah kami ke lantai 2, pintu 25, di mana kami akan melanjutkan penerbangan ke Glasgow dalam waktu kurang dari tiga jam.

Di lantai 2 inilah baru terasa keramaian salah satu bandara tersibuk di dunia. Ada kursi - kursi panjang yang disediakan untuk tidur. Ada duty free untuk membeli berbagai keperluan, restoran, dan orang - orang. Kami memutuskan mencari tempat shalat. Ternyata cukup mudah dijangkau. Hanya sekitar 5 menit berjalan kaki.

Mushola perempuan dan laki - laki terpisah. Ada beberapa ibu di dalam mushola, yang tidur dengan anak - anaknya. Musholanya kering. Dengan air wudhu yang panas. Panas ya bukan hangat. Hahaha. Mungkin faktor temperatur di luar bandara. Saat di pesawat, pilot menginformasikan, suhu di darat adalah 35 derajat celcius..!

Tapi suhu di seluruh ruang terminal sudah disesuaikan dengan penyejuk udara.

Tiap kami lewat toilet, pasti terjadi antrian. Saya pun salah satu peserta antrian. Ada 8 orang di sebelah saya, sebelum akhirnya saya masuk bilik. Toiletnya bersih, dengan petugas yang selalu sedia membersihkan bilik tiap ada pengguna yang selesai. Kagum sih dengan kebersihan toilet di Dubai. Beberapa jam sebelumnya, di terminal 2 Soetta, toilet yang hanya ada 4 bilik di koridor menuju waiting room, tidak disertai petugas kebersihan yang berjaga. Silakan terka sendiri bagaimana suasana "lingkungan" di toilet yang notabene adalah pintu keluar masuk pemumpang penerbangan internasional. 

Waktu tak terasa berlalu. Matahari sudah mulai tinggi. Saatnya kami lanjutkan perjalanan ke kota ketiga terbesar di Britania Raya!

7 jam berikutnya akan kami habiskan di udara. Langkah awal bagi kami menjemput cita. 

Lets go Glasgow ..!