Wednesday, September 9, 2015

Tiba di Glasgow

7 jam terasa lama. Saya berusaha tertidur dengan headset tetap terpasang memutar lagu - lagu se album dari sam smith. Duduk di sebelah kiri saya, Tomo, mahasiswa perempuan dari Jepang. Di sebelah kiri saya, laki - laki muda dari Taiwan yang katanya menjenguk pacarnya yang berkuliah di Strathclyde. 

Baru 2 jam terbang, kami terbangun karena flight attendant membagikan sarapan. Sandwich dan croissant yang nikmat. 3 jam berikutnya, datang makan siang. Sebelum diberikan, kami lebih dulu ditanya menu utama yang kami inginkan. Dua pilihan. Daging ayam, atau kambing bakat dan nasi. Saya pilih kambing dong. Hahaha. Makan yang aneh-aneh mumpung gratis, pikirku.


Nasi putihnya panjang - panjang. Khas masakan arab. Lalu di sebelah kiri, ada sayuran enak, ditumis. Ada terong, paprika, tomat, buncis, timun. Di sebalah kanan, adalah kambing yang ditunggu - tunggu. Dagingnya empuk. Tapi kuahnya sangat asin. Tak sanggup saya habiskan. 


Selain nasi kambing, di atas platter, juga ada sederet makanan lain. Di tengah atas adalah pasta ikan tuna. Di kiri atas adalah cake bluberry. Di sebelah kiri nasi kambing ada roti croissant. Alhamdulillah selama perjalanan dengan Emirates, kami makan banyak. 

Makan - tidur - cek fly status, begitu berulang - ulang.

Akhirnya kami ada di atas Berlin. Artinya, kurang dari dua jam, kami mendarat di Glasgow.


Saya pun lanjut tidur. Saat bangun, kami sudah dekat. Lampu kenakan sabuk pengaman sudah menyala. Sejurus kemudian, serangkaian pengumuman dalam bahasa arab dan bahasa inggris mulai dibacakan. Suhu di darat 15 derajat celcus. Woooooow. Saya mengenakan kemeja panjang, jaket parasut, celana panjang, dan syal. Mudah - mudahan ini cukup untuk menangkis cuaca dingin. 

Dari udara, Glasgow nyaris tak ada beda dengan Indonesia. Hijau, bukit, ladang. Saya mencari - cari, tapi hingga dekat landasan, saya tak menemumukan bangunan tinggi. Ah, mungkin saja bandara ini benar - benar di luar kota.

Syukurlah, pesawat kami mendarat dengan teramat mulus. Tapi sedikit kecewa saya, karena gedung terminal hanya sebesar terminal di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hanya, yang satu ini, dengan tampilan yang lebih baru, serta garbarata untuk menyambungkan jalan penumpang pesawat ke gedung terminal. 

Cuaca di bandaraa Glasgow, nyaris tak ada beda dengan di bandara Dubai maupun Soetta.! Mana suhu 15 derajatnya -___-. Mungkin tidak sedingin yang saya bayangkan.

Kami lalu antri. Antrian dibagi dua. Bagi penumpang dari negara Uni Eropa, dan negara Non Uni Eropa. Kami berbaris di antrian penumpang negara Non Uni Eropa. Ternyata sebagian besar penumpang pesawat tadi, berasal dari luar Eropa.

Kami diminta menyiapkan paspor, dan CAS (Confirmation on Acceptance of Study). Imigrasi di bandara juga meminta Landing Card, yang sudah kami isi di pesawat. Cara petugas menyebut "Landing Card" terdengar di telingaku seperti "London Card" hahaha.
Ternyata saya tak sendiri. 4 orang teman Indonesiaku yang lain, juga kaget dengan aksen petugas bandara.

Jadi, saat mengantri, ada dua petugas yang mondar - mandir bertanya kepada penumpang yang baru saja turun.

- siapkan dokumen
- siapkan landing card yang sudah diisi.

Dengan begini, saat kami benar - benar berada di depan meja imigrasi, semua selesai dengan efisien. Petugas "mobile" ini ada yang laki - laki dan perempuan. Mbak - mbak yang perempuan sempat menanyakan rombongan kami, apakah kami pelajar. Lalu merespon dengan senyum dan berkata "oh ya, student.. Good luck for your study in Glasgow". Wah.. Makasi yah mbak..

Akhirnya saya di pucuk antrian dan dipanggil untuk maju ke meja petugas imigrasi. Petugas imigrasi memeriksa pasporku, visa, dan dokumen CAS. Petugasnya ibu - ibu sudah agak tua, namun cukup ramah. Clear. Semuanya oke. Lalu kami ke ruang tunggu bagasi.


Di ruang tunggu bagasi, ada poster besar bertuliskan "Welcome to Glasgow, Welcome Home". Cute kan? Heheh

Sesudah bagasi beres, kami menemui kakak - kakak yang lebih dulu kuliah di Glasgow. Ada banyak dari mereka. Saya dan Mbak Tika, yang perempuan, dipersilakan naik ke mobil yang sudah disewa oleh mereka. Waao, baik sekali.

Kami keluar gedung terminal. Awan biru. Cuaca cerah. Lalu, wusssssss angin dingin. Alamak dingin sekali..! 
Inilah 15 derajat sesungguhnya. Ampuuuun. 

Anyway, I am still excited ..! 

Gedung parkir begitu sepi. Tidak ada petugas parkir sama sekali. Sebelum keluar gedung parkir, ada mesin untuk bayar parkir. Jadi tidak ada petugas di pintu keluar parkir yang mengutip bayaran. Keren.

Kami keluar area bandara dan masuk ke highway. Tak banyak gedung di kiri kanan. Mobil - mobil di highway semuanya mobil baru. Mobil eropa, dan mobil jepang. Lalu, kami masuk area West End, dekat kampus UoG, dan flat kaki nanti. Hmmm bangunan di West End memang keren abis. 


Bangunan bergaya gotik, awan biru, pohon hijau, dan udara dingin di musim summer. Saya bisa apa, selain bersyukur tiada habisnya.

No comments: