It was exciting!
Jadi, setelah 3 minggu lebih sehari bermukim di Glasgow, akhirnya datang juga masa yang dinanti, yakni kuliah secara resmi.
Sebelumnya, ada kelas - kelas pendahuluan yang diistilahkan induksi. Di masa induksi ini, kami diberi arahan, akan seperti apa program master kami, selama 12 bulan ke depan. Kami juga dibagikan peta kampus, id card, dan pengenalan terhadap perpustakaan.
Hari ini (25/09), kelas pertama dimulai jam 09.00 di Rankine Building. Gedung ini sebenarnya punya School of Engineering. Tapi, di University of Glasgow (UoG), penggunaan ruangan sifatnya fleksibel dan sudah diatur sedemikian rupa dan bisa di "timetable" masing - masing mahasiswa.
Lebih canggihnya lagi, kita bisa berlangganan kalender akademik, dan langsung tersinkronisasi dengan ponsel pintar, tablet, atau laptop, baik yang berbasis android maupun iOS.
Kelas pertama diisi Prof. Gillian, course director untuk program Msc in Media Management. Kelas pertama hanya 1 jam. Mulai tepat waktu, dan berakhir tepat waktu.
Saat kelas berlangsung, ada teman saya yang ditegur karena memotret dengan ponssl. Menurut Prof Gillian, hal itu tidak diperbolehkan. Merekam suara, juga tidak diperbolehkan, karena menyangkut intellectual property rights. Prof Gillian menekankan, semua presentasi di kelas, akan diunggah ke portal yang bisa diakses seluruh mahasiswa di program bersangkutan.
Jadi, setelah 3 minggu lebih sehari bermukim di Glasgow, akhirnya datang juga masa yang dinanti, yakni kuliah secara resmi.
Sebelumnya, ada kelas - kelas pendahuluan yang diistilahkan induksi. Di masa induksi ini, kami diberi arahan, akan seperti apa program master kami, selama 12 bulan ke depan. Kami juga dibagikan peta kampus, id card, dan pengenalan terhadap perpustakaan.
Hari ini (25/09), kelas pertama dimulai jam 09.00 di Rankine Building. Gedung ini sebenarnya punya School of Engineering. Tapi, di University of Glasgow (UoG), penggunaan ruangan sifatnya fleksibel dan sudah diatur sedemikian rupa dan bisa di "timetable" masing - masing mahasiswa.
Lebih canggihnya lagi, kita bisa berlangganan kalender akademik, dan langsung tersinkronisasi dengan ponsel pintar, tablet, atau laptop, baik yang berbasis android maupun iOS.
Kelas pertama diisi Prof. Gillian, course director untuk program Msc in Media Management. Kelas pertama hanya 1 jam. Mulai tepat waktu, dan berakhir tepat waktu.
Saat kelas berlangsung, ada teman saya yang ditegur karena memotret dengan ponssl. Menurut Prof Gillian, hal itu tidak diperbolehkan. Merekam suara, juga tidak diperbolehkan, karena menyangkut intellectual property rights. Prof Gillian menekankan, semua presentasi di kelas, akan diunggah ke portal yang bisa diakses seluruh mahasiswa di program bersangkutan.
Kelas berakhir jam 10.00, dan sebagian dari kami harus berlari ke 6 Square Building, untuk kelas selanjutnya. Kelas berikutnya adalah seminar. Saya pikir, seminar ini adalah kelas besar. Faktanya, seminar adalah group discussion. Satu kelas hanya berisi 12 orang. Sementara, total mahasiswa di program Media Managament kurang lebih 60 orang. Jadi, setiap jumat, kami dibagi ke dalam kelompok seminar yang sama.
Pada minggu ketiga, kami akan mempresentasikan topik tertentu, dalam mata kuliah Media Management yang diasuh CCPR (Centre for Cultural & Policy Research). Tiap kelompok presenter terdiri dari 2 orang mahasiswa. Saya berpasangan dengan Doris, yang berasal dari Beijing.
Seminar nampaknya akan berlangsung asik di pekan - pekan ke depan. Seminar perdana hari ini hanya diisi pengenalan, dan brainstorming untuk tema media & advertising.
Kelas berikutnya mulai jam 12.00. Jadi, ada 1 jam waktu istirahat. Saya dan Doris memilih menunggu di perpustakaan, dan mengobrol berkualitas. Hahaha iya berkualitas.
Tema obrolan kami, adalah aplikasi chat dan sosial media apa yang kami gunakan di negara masing - masing.
Benad - benar berkualitas. Karena saya dapat penjelasan dari Doris, betapa Weeboo, sangat pesat kemajuannya di Tiongkok. Berawal dari aplikasi chat, Weeboo, yang asli dari Tiongkok, kini bisa digunakan sebagai alat bayar, pengganti kartu ATM.
15 menit sebelum kelas berikutnya, kami meninggalkan perpustakaan, lalu menuju ke Rankine Building, di bawah guyuran hujan gerimis.
Kelas ketiga hari ini, juga sangat menarik. Pemateri adalah dosen tamu dari BBC Scotland. Namanya Ian Small. Mr. Ian adalah alumni UoG juga.
Ian kini menjabat Head of public policy & coorporate affair di BBC Scotland.
Kami diberi insight, mengenai apa yang sedang dialami BBC Scotland, dan BBC secara global. BBC kini menghadapi tantangan pemotongan anggaran, dan tranformasi media konvensional menjadi media digital.
Dua sesi tanya jawab menjadi penutup sesi kuliah tamu kali ini. Kelas berikutnya akan dimulai 2 jam kemudian.
Saya memilih pulang ke flat untuk shalat dan makan bekal makan siang. Hahaha. Kuliah jam 9, berarti masak bekal harus lebih pagi kan. Iyap, jam 6.30 pagi tadi, peralatan masak dan bahan - bahan untuk nasi goreng teri, sudah siap di dapur. Tapi nantilah kita cerita soal masak - masak.
Akhirnya, sudah jam 3.
Jalan kaki dari flat ke kampus hanya makan waktu 5 menit. Tapi, saya dan Maya berusaha datang lebih awal ke kelas. Apalagi, kelas berikutnya menempati gedung berbeda. Wiih, 4 kelas hari ini, bertempat di 3 lokasi berbeda.
Saat kami tiba, ruangan kelas berbentuk teater ini penuh. Ternyata kelas sebelumnya belum berakhir. Jadilah kami menunggu di koridor.
Kelas jam 4 sore ini diisi mata pelajaran Research Method. Pelajaran ini juga akan muncul lagi di semester 2. Isinya, adalah panduan bagi kami, untuk menyusun tesis, sebagai tugas akhir kami nantinya.
Akhirnya, kelas berakhir. Memang semestinya, kampus - kampus di Indonesia mempertimbangkan agar durasi kuliah tidak lebih dari 1 jam. Seharian ini, 4 mata kuliah saya, kalau ditotal, hanya menghabiskan waktu 4 jam. Sebagai gantinya, semua materi presentasi, jurnal, dan list bacaan, ditaruh di portal online. Namun, tiap dosen selalu menekankan, agar berdiskusi lewat email dengan dosen atau bahka course director.
Semoga di kuliah - kuliah selanjutnya, "excitement" saya tetap terjaga. Ternyata benar kata kakak - kakak senior. Bahasa ataupun dialek sebenarnya bukan menjadi kendala jangka panjang. Asal, kita harus membiasakan diri membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Inggris.
Okey, mari bersabar menunggu kuliah pekan berikutnya.
Sent from my iPhone
No comments:
Post a Comment