Pertunjukan Puncak
Akhirnya, pukul 19.30. Kami bergabung dengan antrean pengunjung lain untuk masuk ke Durham Cathedral. Tak sampai 10 menit kami mengantri, dengan hujan yang masih deras. Relawan yang berjaga cukup cekatan, ditambah pengunjung juga tertib, sehingga semuanya bisa sampai di halaman katedral yang masuk dalam situs bersejarah UNESCO ini.
I really impressed with the themes of the light. Especially this white - green combination. Captured by Okky using Samsung NX500. |
Lampu - lampu berwarna - warni mulai ditembakkan ke fasad katedral. Bukan sekadar menutupi bangunan dengan sinar - sinar warna warni dan futuristik. Ada juga instrumen audio yang mengiringi lampu - lampu ini. Perpaduan antara lampu dan warna, membuat pengunjung bisa merasakan "cerita" dari pertunjukan ini.
Sekitar 15 menit, pertunjukan berakhir. Pengunjung bisa memilih keluar ke arah City Centre, atau masuk ke katedral. Kami memilih masuk ke katedral. Katanya, selain Lumiere Festival, memotret di katedral ini adalah hal yang dilarang. Jadi, ini adalah kesempatan emas.
Incredible lights projection on the ceiling inside the Durham Cathedral. Captured by Okky using Samsung NX500. |
Pengunjung banyak sekali. Kami harus antri sekitar 15 menit untuk bisa mencapai bagian dalam katedral. Sementara di luar, pertunjukan lampu kembali diputar untuk pengunjung gelombang selanjutnya.
Kami masuk dan terkagum melihat pertunjukan cahaya di langit - langit katedral. Setiap beberapa waktu, nuansa warna di langit - langit katedral berubah. Pengunjung dipersilakan duduk di tempat jemaat. Sebagian kecil lainnya, meneruskan perjalanan ke pintu keluar katedral. Permainan lampu di dalam katedral juga diiringi dengan instrumen suara yang telah direkam.
Full team photo. Finally I've got the benefit from carrying my tripod for the whole day :D. Captured by Okky using Samsung NX500's remote viewfinder. |
Best part dari momen di dalam katedral, adalah kami bisa berfoto bersama. Tripod yang saya bawa - bawa dari Glasgow, akhirnya berguna juga. Hahaha. Berkat kecanggihan teknologi, saya bisa menggunakan iphone saya sebagai remote untuk menekan tombol kamera.
Kami pulang dari katedral jam setengah 9 malam dan berjalan kaki menuju stasiun bus. Sayangnya, bus berikutnya baru tiba satu jam lagi. Sementara, pemirsa sudah kedinginan. Akhirnya, kami putuskan menumpang taksi menuju Hastings Avenue.
Kesimpulannya, Lumiere Light Festival ini akan jauh lebih berkesan jika tidak hujan. Hehe. Tapi, saya dan sekitar 70 ribu pengunjung lainnya tetap antusias kok. Di Indonesia sepertinya belum ada pertunjukan semacam ini. Membuat instalasi lampu, tentunya pekerjaan teknis kelistrikan. Membuatnya ikut dalam pertunjukan, tentunya adalah urusan seni. Highly appreciate for those who took a part and made Lumiere happens. Festival Lumiere selanjutnya akan diadakan Januari 2016 di London.
the end.
the end.
Read more:
- Durham Lumiere Festival [1] - Intro. (click here)
- Durham Lumiere Festival [2] - Acara Tak Terencana (click here)
- Durham Lumiere Festival [1] - Intro. (click here)
- Durham Lumiere Festival [2] - Acara Tak Terencana (click here)
- Durham Lumiere Festival [3] - Melihat Sebagian Durham. (click here)
- Durham Lumiere Festival [4] - Pertunjukan Puncak. (click here)
- Durham Lumiere Festival [4] - Pertunjukan Puncak. (click here)
No comments:
Post a Comment