Universitas Hasanuddin, dengan logo ayam jantan, sangat gagah dipadupadankan dengan jas merah. Pelambang dan "pa'bambangang na macca", berapi-api tapi unggul.
Saya sendiri, mahasiswa fakultas hukum, merasakan psikologi tersendiri ketika memakai jas merah, terutama ketika berada di acara tertentu yang ada mahasiswa universitas lain di dalamnya.
Tapi, ada kejanggalan. Hal ini pernah saya diskusikan dengan beberapa teman. Selepas solat zuhur, di pelataran masjid fakultas hukum sembari memandang hamparan tanah kosong yang hijau dan rindang yang masih wilayah fakultas kami.
"Kenapa ya, pergaulan kita sulit berkembang dengan anak unhas fakultas lain. Rasanya seperti membangun kerajaan di fakultas masing2".
Teman lainnya menimpali "iya juga sih, kalau acara PMB (penerimaan mahasiswa baru) se unhas, baru kita dikumpul massal, mungkin KKN bagusnya digabung antar fakultas"
Kyo, teman sekelasku menambahkan.. "Bisa kok kita bergaul antarfakultas, tapi gabung dulu di PKM, in fact, sedikit yang gabung di sana, Bem se-unhas saja sepertinya "vakum".
Saya menimpali "iya juga yah, begitu kentaranya dari tahun ke tahun, eksklusivitas masing2 fakultas. Padahal kita sama2 jas merah. Mungkin lebih terasa kalau kita di tanah orang".
Lalu, saya membatin,.. Apakah hanya di fakultas hukum ini terjadi? Apakah di luar sana "perbedaan" fakultas masih bisa disatukan? Wallahualam..
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment