Tapi juga ada fenomena, kokok ayam jantan ini makin hari makin kecil saja. Tenggelam di antara deru mesin yang bising dan panas. Persis seperti gaung mahasiswa Makassar yang kehilangan metode 'unjuk rasa'. Ketika mahasiswa ini turun ke jalan, teriak - teriak, bakar ban, mereka tidak lagi mendapatkan rohnya. Malah yang didapat adalah omelan ibu - ibu dan bapak - bapak yang menggerutu. Bahkan tidak sedikit mahasiswa lain yang merasa malu menjadi mahasiswa karena kelakuan teman- temannya itu.
Beberapa waktu lalu, ibu saya mengeluh karena harga - harga di bahan makanan makin naik saja. Beliau nyeletuk "Kenapa sih mahasiswa nggak demo aja, harga - harga naik terus begini". Tuh kan, mahasisawa demo kita mengeluh, mahasiswa tidak demo, maka kapitalis penimbun barang semakin melunjak. Mungkin solusinya adalah pembaruan metode dari mahasiswa sebagai komunitas yang kritis untuk menyampaikan aspirasi, tidak mengganggu ketertiban dan produktivitas masyarakat lain, dan aspirasi yang dikawalnya bisa tersampaikan.
No comments:
Post a Comment