Saturday, May 7, 2011

Ayam Jantan dari Timur

Gambar di atas adalah tugu yang terdiri 3 ekor ayam. Pemandangan seperti ini dapat ditemukan ketika Anda berjalan dari arah Kabupaten Maros menuju Kota Makassar, tepatnya di kawasan Pasar Daya. Penduduk Makassar lazim menyebutnya dengan 'patung ayam - ayam'. Terlihat ayam yang paling atas dan paling besar itu berkokok lantang (seperti ada suara saja, hehe). Ayam jantan dari timur ini bisa saja makin sering berkokok di masa depan, pasalnya jalanan di sekitarnya sudah sangat padat, penuh polusi, ditabah dengan pete - pete yang berhenti mengambil penumpang tidak jauh dari lampu merah yang menambah kemacetan.

Tapi juga ada fenomena, kokok ayam jantan ini makin hari makin kecil saja. Tenggelam di antara deru mesin yang bising dan panas. Persis seperti gaung mahasiswa Makassar yang kehilangan metode 'unjuk rasa'. Ketika mahasiswa ini turun ke jalan, teriak - teriak, bakar ban, mereka tidak lagi mendapatkan rohnya. Malah yang didapat adalah omelan ibu - ibu dan bapak - bapak yang menggerutu. Bahkan tidak sedikit mahasiswa lain yang merasa malu menjadi mahasiswa karena kelakuan teman- temannya itu.

Beberapa waktu lalu, ibu saya mengeluh karena harga - harga di bahan makanan makin naik saja. Beliau nyeletuk "Kenapa sih mahasiswa nggak demo aja, harga - harga naik terus begini". Tuh kan, mahasisawa demo kita mengeluh, mahasiswa tidak demo, maka kapitalis penimbun barang semakin melunjak. Mungkin solusinya adalah pembaruan metode dari mahasiswa sebagai komunitas yang kritis untuk menyampaikan aspirasi, tidak mengganggu ketertiban dan produktivitas masyarakat lain, dan aspirasi yang dikawalnya bisa tersampaikan.

No comments: