Hari Minggu yang damai ini, ketenteraman masyarakat di belahan bumi lain tampaknya sedang terganggu. Kota Ambon, Kepulauan Maluku kembali dejavu, mengulang hal suram yang pernah terjadi bertahun - tahun lalu, yang sebenarnya ingin dikubur dalam - dalam oleh masyarakat di sana.
Kerusuhan hari ini dipicu oleh isu, yang cenderung propaganda. Seorang tukang ojek menabrak pohon, dan tidak terselematkan nyawanya setelah dibawa ke rumah sakit. Isu menyebut, tukang ojek tersebut sengaja dibunuh. Tersulut emosi, para warga saling lempar, karena ternyata si tukang ojek menabrak seorang warga yang bernama Okto.
Saya pernah diceritakan oleh seorang teman yang beragama Kristen mengenai apa yang ia rasakan ketika tanah kelahirannya sedang mengalami chaos. Ia adalah keturunan asli Ambon dan sejak kecil bersama orangtua dan adik- adiknya berdomisili di sana. Kerusuhan sangat membekas dalam memorinya. Dentuman senjata, ketukan tiang listrik yang dipukul dengan kayu, dan teriakan - teriakan warga. Beruntung, dalam lingkungannya yang dominan muslim, ia sekeluarga disembunyikan di rumah tetangganya, dan hanya pasrah melihat rumahnya dibakar.
Semoga kerusuhan ini dapat segera berakhir dan membuat warga multietnis di Maluku menjadi lebih dewasa.
Selengkapnya:
Kronologi Kerusuhan Ambon - Tribun Timur
No comments:
Post a Comment