Pagi hari, 16 September 2011, recent update teman2 yg berdomisili di Makassar serba skeptis memandang hari ini. Ada yang bilang, hari ini bakal macet total lah, ada sweeping KTP lah, ada demo besar-besaran lah.Berhubung masih banyak urusan yang harus saya selesaikan di Kampus, mau tak mau saya hanya makin meyakinkan diri untuk menjalani hari.2 hari yang lalu sempat membuat saya trauma. Seorang pemuda mabuk menikam 5 orang inosens yang sedang berdiri di depan Pusat Perbelanjaan Makassar Town Square. Alhasil, pemuda itu membuat kemacetan panjang dimana saya adalah salah satu korban kaki pegal karena macet parah. Situasi makin mencekam karena beresar SMS dan BBM yang mendiskreditkan suku Flores.Akibat sms dan bbm tersebut, awal hari ini warga asal Flores yang berdomisili di Makassar (sekitar 7000 orang) mengungsi di Sekolah Polisi Negara, SPN Batua.Bukan main, tadi sore saya sempat lewat dan menatap wajah2 mereka di balik pagar secara sekilas. Mencekam.Tadi
pagi sebelum ke kampus, Bibi, yang bantu2 pekerjaan rumah, mewanti2 agar saya hati2. Dia juga keturunan Flores dan hari ini anak2nya "meliburkan diri" karena mengkhawatirkan keselamatannya. Sampai sore ini, semua hanya isu. Perangkat-perangkat di daerah sudah mengantisipasi, kemarin wakil walikota sudah koordinasi dengan Kapolwiltabes Makassar. Walikota dan gubernur juga sudah menjenguk warga keturunan Flores. Makassar damai kok. Hanya orang - orang tertentu yang sangat tidak menginginkan kota ini damai. Terutama yang kurang bijak memanfaatkan teknologi sms, bbm, dan media sosial lainnya.
No comments:
Post a Comment