Friday, September 25, 2015

Idul Adha di Glasgow

Jadi, hari ini, Kamis 24 September 2015 adalah perayaan Idul Adha di Glasgow. Kemarin malam, saya sudah mengecek di internet, lewat portal glasgowmuslims.com. Di laman ini, ada informasi tempat - tempat yang melaksanakan shalat ied. Kenapa tempat - tempat? Iya, karena bukan hanya masjid. Misalnya saja, Dawatul Islam, yang letaknya dekat University of Glasgow. Dawatul Islam ini bukan masjid, dan tidak bisa disebut Musala. Dawatul Islam adalah flat yang disewa oleh umat muslim di kawasan Hillhead, West End, yang bisa digunakan untuk shalat lima waktu, shalat jumat, dan bahkan shalat di hari raya.

Oke, kembali ke cerita Idul Adha saya.

Saya bangun sebelum alarm berbunyi, yakni jam 5.00 am. Cuaca sangat dingin membuat saya betah berlama - lama di selimut. "Tidur lagi ah...", adalah bisikan hati dan mungkin bisikan setan, tapi intinya saya laksanakan. hahahaha.

Oke, selanjutnya saya baru bangun lagi jam 5.30 am. Saya nyalakanlah ponsel saya yang sebelumnya ada di airplane mode. Setelah baca pesan - pesan yang masuk di berbagai aplikasi chat, saya terdistraksi. Ingin membuka lebih banyak lagi. Instagram, Path, email, semua saya buka dan membuat waktu bukannya berhenti, melainkan terus melaju. Jam 6.00 am, saya baru mengambil handuk.

Singkat cerita, saya baru meninggalkan flat jam 7.05 am which is going to be a disaster for me. Benar saja, sesampainya di Kelvinbridge Subway Station, saya ketinggalan kereta. Baru saja 2 menit yang lalu sebelum saya tiba, subway di inner rail sudah berangkat meninggalkan Kelvinbridge. Kereta berikutnya dijadwalkan tiba 12 menit kemudian. Hahahah

Saya mengejar shalat ied gelombang pertama, yakni pukul 07.30 am. Perjalanan di Subway akan memakan waktu 12 menit ditambah jalan kaki 6 menit. I am not going to make it, batinku sambil tentu saja gelisah. Saat sudah di dalam kereta pun, masalah belum selesai. Keretaku terhambat saat meninggalkan Stasiun Buchanan. Pintu kereta tiba - tiba susah menutup. Oke kejadian ini cuma 30 detik berlangsung, tapi terulang lagi di stasiun berikutnya. Ya ampun....

jadwal Shalat Ied di layar TV di Central Mosque.
Taken with Samsung NX500
Saya baru tiba di Stasiun Bridge Street saat jam menunjukkan 7.25 am. Ingin rasanya ku berlari. Halah.... Mau lari, tapi ke arah manaaaaa. Google Map baru akan update  lagi jika saya sudah bergeser beberapa meter. Untunglah saya memilih jalan yang benar. Untuk memastikan, saya bertanya ke mbak - mbak bule saat berpapasan.

Jalan menuju masjid terbesar di Scotland, Glasgow Central Mosque, sudah dijaga 2 orang bapak polisi yang memakai rompi hijau stabilo. Sudah ramai sekali di parkiran masjid.
A - K - A - N - K - A H saya tepat waktu mengikuti shalat ied.

Yah yang namanya nasib ya. Nasib saya mujur kali ini. Saya tiba di lantai 2, shaf perempuan, dan persis mendapati shalat ied baru saja dimulai. Jamaah di samping saya adalah volunteer untuk shalat Idul Adha. Terlihat dari rompinya yang bertuliskan "Steward".

 Nah, ada yang menurut saya aneh dengan tata cara shalat ied di masjid ini. Jumlah takbirnya tidak sama dengan jumlah takbir shalat hari raya, seperti yang selama ini saya jalani di Indonesia. Rakaat pertama, diisi dengan 3 kali takbir saja. Sementara rakaat kedua diisi dengan 2 kali takbir sebelum rukuk. Aneh kaliiii. Saya dan rekan - rekan mahasiswa Indonesia yang juga shalat di sini, sempat mendiskusikan ini. Kami semua langsung rukuk setelah Imam membaca surat pendek di rakaat kedua. Padahal jamaah lain masih 2 kali takbir. Walahhhhh

Jamaah di shaf perempuan. Tidak ada yang mengenakan mukena.
Taken with Samsung NX 500

Usai shalat, saatnya pulang dan makan - makan..! NO...!
Nampaknya makan siang hari ini menunya roti lapis. Hiks... 
Anyway, Sebelum kembali ke rumah masing - masing, jamaah saling mengucapkan "Ied Mubarak..!". Terus cipika - cipiki 3 kali. Pemandangan ini semakin menguasai jiwa raga saya, dan memimpikan kebersamaan seperti ini juga berlaku buat saya.. Hiks. 
Oh iya, kalau di Indonesia, mau lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha, pasti ada saja ucapan "maaf lahir batin". Nah, di sini tidak ada. Hanya "Ied Mubarak" saja. 
Suasana di pelataran Central Mosque Glasgow usai shalat Idul Adha
Taken with Samsung NX500 

Setelah shalat, saya keluar, mengabadikan foto dan video di tengah hujan gerimis. Karena hujan makin intens, saya memutuskan masuk lagi ke tempat shalat perempuan. Dari pembatas balkon, saya melongok ke lantai satu yang ternyata sangat luassssss. Terhampar sajadah hijau yang menjadi tempat shalat jamaah laki - laki. Ada 1 orang bapak dengan kedua anaknya yang melakukan shalat sunat masuk masjid. Ketiga orang ini akan jadi jamaah shalat ied kloter selanjutnya.
Shalat sunat sebelum shalat ied.
Taken with Samsung NX500
Sembari menunggu hujan reda, saya memerhatikan suasana di shaf perempuan. Ada seorang ibu sangat serius membaca Al Quran. Secara kasat mata, jamaah di Central Mosque rata - rata dari Pakistan dan negara timur tengah lain. Agak arab - arab gitu lah.

Mengaji...
Taken with Samsung NX500
Saya sempat ngobrol sama 2 orang jamaah yang masih remaja. Salah satunya bernama Aisyah. Aisyah ini asli Somalia, tapi sudah 3 tahun ikut orangtua mereka untuk tinggal di Irlandia. 2 bulan terakhir ini, Aisyah bersaudara menetap di Glasgow untuk urusan bisnis.

Jamaah di shaf laki - laki bersiap melaksanakan shalat Idul Adha
Taken with Samsung NX500
Secara umum, rasanya sepi sekali Idul Adha di Glasgow. Apalagi, jauh dari keluarga. Kalau kata Google Maps, Jakarta itu 17 ribu kilometer jauhnya dari Glasgow. Tapi, dengan doa, semoga semuanya akan jadi dekat. Dengan whatsapp dan video call juga terutama. 

Cheers. 

No comments: